Rabu, 19 Oktober 2011

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

Sistem Komunikasi Serat Optik


Pendahuluan
Perkembangan dan penerapan teknologi telekomunikasi dunia yang berkembang dengan cepat, secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan sistem telekomunikasi Indonesia. Beroperasinya satelit telekomunikasi Palapa dan kemudian pemakaian SKSO (Sistem Komunikasi Serat Optik) di Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia juga mengikuti dan mempergunakan teknologi ini di bidang telekomunikasi.
Tidak disangkal lagi bahwa serat optik akan memberikan kemungkinan yang lebih baik bagi jaringan telekomunikasi. Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, maka pada serat optik gelombang pembawanya tidak merupakan gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi merupakan sinar/cahaya laser.
Sistem telekomunikasi ini sebenarnya sudah diteliti sejak lama, tetapi karena banyaknya kesulitan atau hambatan yang timbul terutama di dalam usaha menghilangkan kotoran dalam pembuatan serat optik. Kotoran di dalam serat optik dapat mengakibatkan rugi-rugi transmisi dan dispersi yang tidak sempurna.
Sebagaimana namanya maka serat optik dibuat dari gelas silika dengan penampang berbentuk lingkaran atau bentuk-bentuk lainnya. Pembuatan serat optik dilakukan dengan cara menarik bahan gelas kental-cair sehingga dapat diperoleh serabut/serat gelas dengan penampang tertentu. Proses ini dikerjakan dalam keadaan bahan gelas yang panas. Yang terpenting dalam pembuatan serat optik adalah menjaga agar perbandingan relatif antara bermacam lapisan tidak berubah sebagai akibat tarikan. Proses pembungkusan seperti pemberian bahan pelindung atau proses pembuatan satu ikat kabel yang terdiri atas beberapa buah hingga ratusan kabel pengerjaannya tidak berbeda dengan pembuatan kabel biasa.


Senin, 16 Mei 2011

Hutang Penyumbat Rezeki

Hutang Penyumbat Rezeki



Oleh : Bayu Gawtama

Hardi, seorang pedagang kelontong yang cukup berhasil di kotanya. Namun jangan lihat keberhasilannya sekarang sebelum tahu faktor apa yang menjadi penyebab usahanya maju dan lancar.

Setahun yang lalu, Hardi mengadukan nasibnya kepada guru ngajinya. Ia mengaku sudah lebih sebelas tahun mencoba berbagai usaha namun selalu kandas di tengah jalan. Usaha pertamanya sudah dimulai saat ia baru memasuki kuliah tingkat dua, sekitar tahun 1994. Saat itu, ia mendapat pembagian warisan dari orangtuanya yang belum lama meninggal dunia. Jiwa bisnisnya memang sudah terlihat semenjak kecil, jadi wajar jika kemudian ia mendapatkan uang warisan dalam jumlah yang cukup banyak, maka yang terbersit di kepalanya adalah bisnis.

Maka, beberapa bulan kemudian ia membuka sebuah warung makan. Mulanya, warung makannya berjalan normal, bahkan bisa dibilang sangat laku keras. Mungkin karena ia melakukan promosi sangat gencar, selain karena ia termasuk anak muda yang memiliki cukup banyak relasi meski pun usianya masih sangat muda. Jadi sangat mudah baginya untuk mengundang sahabat, kerabat dan relasinya untuk sekadar mencicipi warung makan miliknya.

Entah kenapa, selang tiga bulan kemudian satu persatu pelanggan meninggalkannya. Tak banyak lagi yang makan di warungnya, sehingga dalam waktu tak berapa lama ia terpaksa menutup usahanya dan gulung tikar. Ia pun berganti usaha yang lain dengan sisa modal yang ada.

Usaha barunya, tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Masih seputar makanan. Kali ini ia membuka usaha catering yang melayani makan untuk kantor-kantor di kota tinggalnya. Alhamdulillah ia dipercaya seorang rekannya yang bekerja di sebuah perusahaan untuk memasukkan catering untuk makan siang beberapa karyawan. Untuk sebuah awalan, catering untuk sekitar 20 karyawan dianggapnya bagus. “Mulanya 20, insya Allah menjadi 200, 2000 dan seterusnya…” semangat Hardi berapi-api.

Alih-alih bertambah pelanggan, rupanya Allah berkehendak lain. Yang 20 pun menyetop langganan catering kepada Hardi, sementara selama satu bulan penuh itu ia belum mendapatkan pelanggan baru. Akhirnya, ia pun kembali mengalami kebangkrutan. Demikian seterusnya hingga lebih sepuluh tahun kemudian ia berganti jenis usaha selalu menemui kegagalan.

Pada satu kesempatan ia mengadukan perihal kegagalan demi kegagalan usahanya kepaada guru mengajinya. Ia menceritakan secara detil semua jenis usaha yang pernah dicobanya dan bagaimana sampai akhirnya semua usahanya gagal. “Saya harus usaha apalagi guru, saya sudah kehabisan modal. Bahkan saat ini saya memiliki hutang yang tidak sedikit…” keluhnya.

Guru tersebut tak lantas memberikan jawaban dengan menyebut satu bentuk usaha baru yang patut dicoba Hardi, melainkan meminta Hardi mengingat-ingat sesuatu di masa lalu. “Coba ingat, pernah punya hutang atau tidak di masa lalu? Atau pernah punya sangkutan berkenaan dengan rezeki orang lain atau tidak di masa lalu…?” tanya sang guru.

Dahi Hardi mengerenyit, mencoba mengingat-ingat masa lampaunya. Rasa-rasanya ia tak pernah punya hutang kepada siapa pun, justru sebaliknya ia malah mengingat kembali daftar nama-nama yang pernah berhutang kepadanya. “Coba lebih keras mengingat, mungkin nilainya kecil, tapi boleh jadi itu yang menjadi penyumbat rezekimu…”

“Astaghfirullah…. “ Hardi teringat sesuatu. Ia pun segera menyalami sang guru dan mohon pamit seraya berucap terima kasih. Pria itu segera memacu kencang kendaraannya menuju suatu tempat. Dalam hati ia berharap cemas, “Semoga masih ada warung itu…”

Tidak kurang dari tiga belas jam waktu yang ditempuh Hardi menuju Semarang, mencari satu tempat yang pernah ia singgahi hampir dua belas tahun yang lalu. Tiba di tempat yang dituju, ia tidak menemukan lagi warung mie ayam tempatnya makan dahulu. Kemudian ia mencoba bertanya kepada orang-orang di sekitar perihal tukang mie yang pernah berjualan di situ.

“Ya, tukang mie itu bapak saya. Sekarang sudah tidak berjualan lagi. Sekarang bapak sedang sakit parah…” seorang anak menceritakan ciri-ciri fisik penjual mie ayam itu, dan Hardi yakin sekali itu orang yang dicarinya. Tanpa pikir panjang, ia minta diantarkan ke rumah penjual mie untuk bertemu langsung.

Ketika melihat kondisi penjual mie, Hardi menitikkan air mata. Ia langsung meminta beberapa anggota keluara membopong penjual mie itu ke mobilnya dan segera membawanya ke rumah sakit. Alhamdulillah, jika tidak segera dibawa ke rumah sakit, mungkin penjual mie itu tidak akan tertolong. Seluruh biaya rumah sakit tercatat mencapai lima belas juta rupiah, dan semuanya ditanggung oleh Hardi.

Beberapa hari kemudian, setelah kembali ke rumah, bapak penjual mie itu mengucapkan terima kasih kepada Hardi. “Bapak tidak tahu harus bagaimana mengembalikan uang biaya berobat itu kepada nak Hardi. Usaha dagang bapak sedang susah…” Hardi berkali-kali mencium tangan Pak Atmo, penjual mie itu. Matanya tak henti menitikkan air mata, ia sedang berusaha menyatakan sesuatu, namun bibirnya terasa sangat berat.

Akhirnya, “… semua sudah terbayar lunas pak. Saya hanya minta bapak mengikhlaskan semangkuk mie ayam yang pernah saya makan tanpa membayar dua belas tahun silam”, Hardi terus menangis berharap keikhlasan itu didapatnya. Saat itu, sehabis makan ia langsung kabur memacu sepeda motornya dan tak membayar semangkuk mie seharga 1.500 rupiah.

Pak Atmo memeluk erat tubuh Hardi dan mengusap-usap kepala pria muda itu seraya berucap, “Allah Maha Pemaaf, begitu pun semestinya kita…”.

***

Perlancar dulu rezeki orang lain, agar tidak menyumbat rezeki kita. Wallaahu ‘a’lam bishshowaab (Gaw)
 
~~~~~~~

Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya seseorang yang sudah terkena beban hutang, apabila dia berkata-kata dia akan berdusta dan apabila berjanji dia akan mengingkari”

Jika hutang dapat menghambat seorang mati syahid dari surga, apalagi efeknya dengan rezeki di dunia. Padahal mati syahid sendiri adalah tingkat tertinggi, dan sangat diinginkan sahabat-sahabat zaman Nabi. Mati syahid imbalannya surga... eh tapi gara-gara hutang, berapapun jumlahnya, siapapun tidak dapat memasuki surga.

Allah akan menyempitkan rezeki kepada orang yang seharusnya sudah bisa membayar / mencicil hutangnya tetapi melalaikannya .......


Berhutang atau membelanjakan hutang untuk hal2 yang tidak produktif, untuk bersenang-senang atau kemewahan mengikuti hawa nafsu sama dengan takabur, mendahului Allah terhadap rezeki yang akan datang kepadanya untuk membayar hutangnya, sama dengan tidak mensyukuri rezeki yang sudah diberikan Allah atau kufur nikmat karena dibelanjakan kepada hal hal tidak penting yang melebihi kebutuhan dan kesanggupannya, memaksakan diri diluar batas kesanggupan Rezeki yang Allah telah berikan. Maka murka Allah membalasnya dengan kesulitan-kesulitan yang akan mempersempit rezekinya.


Allah juga mendengar sumpah serapah atau doa orang-orang pemberi hutang yang kecewa atas ingkar janji orang yang diberikan hutang.


Maka berhati hatilah dengan hutang !

Hati hatilah dengan Janji ....... karena janji itu adalah hutang.


Senin, 02 Mei 2011

Pendapat Orang Lain Tentang Anda Bukan Urusan Anda

Pendapat Orang Lain Tentang Anda Bukan Urusan Anda
By: Peterkohar
Jika keyakinan orang lain pada diri Anda dan impian Anda merupakan sebuah syarat kesuksesan, kebanyakan dari kita takkan pernah mencapai apa-apa. Anda perlu mendasari keputusan tentang apa yang Anda ingin lakukan pada tujuan dan hasrat Anda — bukan tujuan, hasrat pendapat dan penilaian orang tua, teman, pasangan, anak-anak dan rekan kerja Anda. Berhentilah mencemaskan pendapat orang lain tentang diri Anda dan ikuti kata hati anda !
Saya Suka peraturan 18/40/60 Dr. Daniel Armen : Ketika berumur 18, kau mencemaskan pendapat semua orang tentang dirimu; ketika berumur 40, kau tak peduli apa pendapat orang tentang dirimu; ketika berumur 60, kau sadar tak ada orang yang pernah memikirkanmu.
Hi Bagi anak-anak muda, pernahkah teman anda berkomentar seperti ini, : Hey rambut loe jelek banget gayanya, idung kamu pesek yah, masa orang kaya sepatunya bata, kejar cewe jangan begitu tapi begini, maen basket tuh begini, loe tuh harusnya selesain kuliah dulu or  loe tuh harusnya kerja dolo and so on and so on… or they start membicarakan Anda di belakang anda dan mulai menyebarkan gosip2 aneh, sehingga anda pun mulai sulit berlaku seperti biasanya, ingin model seperti ini takut ada yang ngatain , ingin pergi ma orang yang kita suka takut ada yang berpendapat,
sehingga lama kelamaan, potensi kita habis ! kita sibuk memikirkan counter terhadap orang yang berlaku seperti itu.. atau bahkan yang lebih sedih lagi kita berlaku layaknya seperti boneka  dia, saat dia berkomentar negatif, kita berhenti melakukan hal tersebut.
sebenarnya mereka berpendapat, terkadang bukan untuk kebaikan Anda, terkadang bahkan mereka asal nyeleneh berbicara ingin menjatuhkan anda.. believe it or not..
so Guys !, c’mon keluar dari zona nyaman kalian jangan karena 1 atau 2 setan kecil saja, anda sudah takut mengexpresikan diri anda sendiri.. masih banyak sekali orang-orang yang menerima anda apa adanya di luar sana.. tanpa si pengkomentar aneh tersebut..
Saya pribadi mensiasati ini adalah dengan cara, menampung semua masukkan tentang diri saya,  terutama yang jelek.. dan mulai mensortir, begini pertanyaannya…
Apakah komentar tersebut membangun saya atau menghancurkan saya ??
setelah itu, apa yang harus saya perbuat sekarang, yang akan membuat saya, menjadi lebih baik, lebih kuat, di masa yang akan datang ?
Kejutan besar! Orang seringnya tidak pernah memikirkan Anda ! Mereka terlalu sibuk mencemaskan kehidupan mereka sendiri, dan jika memikirkan Anda, mereka justru memikirkan pendapat Anda tentang mereka. Orang memikirkan dirinya sendiri, bukan Anda.
Pikirkanlah —- semua waktu yang Anda sia-siakan untuk mencemaskan pendapat orang lain tentang gagasan Anda, tujuan Anda, pakaian Anda, rambut Anda, dan rumah Anda seharusnya bisa digunakan dengan lebih bermanfaat untuk memikirkan dan melakukan hal hal yang akan membuat anda mencapai tujuan Anda.
~~~~~~~


Penghalang Rezeki

Penghalang Rezeki
Rasulullah saw bersabda:

”Sungguh, seorang bisa terhalang rezekinya karena dosa yang diperbuatnya ...."
(H.R. Ibnu Majah) 


Rasulullah dalam haditsnya :

 “Sesungguhnya, bisa saja seseorang terhalang rezekinya lantaran sebuah dosa yang ia lakukan.”

(HR. Ibnu Hibban)


Rasulullah saw. bersabda : 

“Sesungguhnya seorang hamba diharamkan mendapat rezeki karena dosa yang dilakukannya”

(HR Ibnu Majah dan Hakim)


 Rasulullah saw. bersabda :
Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.”
(HR. Ahmad)
Hadist Nabi SAW :
"Menunda-nunda waktu pembayaran hutang (padahal dia mampu membayarnya) adalah perbuatan Dzalim ".
(Riwayat Bukhari-Muslim)
Asma Abu Bakar ra, Nabi bersabda :

" Keluarkanlah harta menurut kesanggupanmu, jangan kau tahan agar Allah tidak menahan pemberian-Nya untukmu ".
Allah SWT berfirman :
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri ..."
(Asy-Syura: 30)



Senin, 28 Maret 2011

Pendapatan atau pengeluaran?

Banyak orang miskin yang bergaya seperti orang kaya: leha-leha, nonton TV berjam-jam, gonta-ganti HP, shopping teruuus, dll. Seolah-olah sudah kelebihan waktu, sudah kelebihan uang. Padahal orang kaya saja belum tentu bergaya seperti itu.

Mestinya? Alokasikan waktu dan uang untuk hal-hal yang menghasilkan (jangka pendek atau jangka panjang). Misalnya, masuk ke komunitas yang positif, menyimak tayangan, seminar dan buku yang positif, mencari mentor yang teruji, mencoba bisnis dan investasi kecil-kecilan, memperbanyak sedekah dsj.

si kiri fokus pada MENEKAN pengeluaran. Si kanan? MENINGKATKAN pendapatan. Kedua-duanya baik. Hanya saja, kadang pengeluaran sudah tidak bisa ditekan lagi. Iya tho? Jadi, lebih baik alihkan perhatian pada pendapatan. Be right!

Kebiasaan (habit) kita menentukan nasib kita. Termasuk kebiasaan kita terhadap uang dan waktu. Ingat, demi masa!:)

Amal-Amal Yang Melipatgandakan Rezeki
ippho.com
Follow @ipphoright


Omega-3, Antidepresan Alami

Omega-3, Antidepresan Alami

Bila Anda selalu mengikuti perkembangan terkini dari dunia kesehatan, pasti Anda pernah mendengar manfaat asam lemak omega-3 yang belakangan ini banyak dibicarakan.

Selain "menajamkan" otak, ternyata omega-3 juga efektif menangkal depresi. Kandungan lemak yang membentuk jaringan otak kita dibentuk dari asam lemak omega-3 dan penelitian menunjukkan bahwa suplementasi asam lemak ini bisa mengurangi depresi.

Menurut Lona Sandon, asisten profesor bidang nutrisi klinis dari Universitas of Texas Southwestern Medical Center, omega-3 bekerja dengan cara meningkatkan efek obat antidepresan, jadi bukan bekerja secara tunggal.

Untuk mendapatkan efek ini, ia menyarankan untuk mengonsumsi 2 gram minyak ikan setiap hari.

Selain mengonsumsi obat, kita juga bisa menghindari depresi dengan melakukan aktivitas positif dan menyenangkan. Berkumpul bersama orang lain atau anggota keluarga untuk berbagi rasa juga disarankan untuk mengurangi tekanan atau beban pikiran.

Sumber : Kompas.com